di sudut kamar hospital
terbayang jelas terlihat taipei 101 tower
begitu memukau indah mempesona
ku tatap dan membuatku malas tuk beranjak dari kursiku
perlahan bayang taipei 101 tower samar kulìhat
bayangan makin buram terhalang kabut
dan indahnya gedungpun menghilang dari pandanganku
kecewa rasa hati dan kulìhat jam tanganku
kulìat jelas saat ini hari masìh siang
tetap kududuk disudut ruang itu
meskipun bayang tower itu mulai menghilang
barulah ku akan beranjak...
Kabut itu menghilang dan cuaca kembali terang
tingginya tower itupun kembali dapat kulìat
walau barusan menghilang tertutup kabut
kugores pena pada selembar kertas
ku berfikir dngan kesempitan otakku
kala hari terang kabutpun bisa datang
dan datang perginya kabut kita tdk tau pasti
karena itu semua hukum alam dan berkaitan dgn tuhan
fikirku makin dalam lagi
andai tadi aku segera beranjak
andai tadi aku tak bisa bersabar dan menunggu
manalah mungkin aku dapat kembali melihat indahnya tower
karena pekat kabut telah berubah terang
jika tadi kala kabut datang dan aku pergi
alangkah menyesal jika tau kabut itu hanya singgah sebentar
jika tadi aku pergi karena kulìhat langit menghitam
alangkah menyesalnya karena langit hitam belum pasti hujan
kurenung sendiri disudut ruang
disinilah kita dituntut kesabaran
disinilah kita perlu pengorbanan waktu untuk menunggu
karena kabut itu akan hilang terbawa angin
kabut itu akan hilang dan cuaca kembali terang
Rabu, 28 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar