kekasih....
dulu waktu bukanlah sebuah pembatas ruang gerakku...
leluasa jiwaku arungi setiap detik darinya...
tetapi apa yang kurasakan saat ini..
batas waktu itu telah tiba...
aku tak lagi temukan sebuah makna darinya...
aku hanya berharap ia berhenti berputar sekejap...
atau bila aku bisa ulangi saat itu..
seandainya saja bisa ..
aku tak ingin mengenalmu...
tak ingin dirimu jadi bagian penting hidupku..
jika saat ini ku baru menyadari..
hanya ikatan benang merah ...
yang bisa persatukan hati...
yang bisa persatukan janji..
yang bisa ku pegang erat cinta...
meski dirimu jauh disana...
kekasih ...
ku jaga tali benang merahmu...
dalam khazanah rasa sayang dariku untuk kamu...
Sabtu, 28 Juni 2008
coba kau renungkan
ada yang menjadi pertanyaanku selama ini terhadap diri kita sebagai manusia ??
1. pernahkah kamu melihat diri kamu sendiri di cermin, di dalam temaramnya chaya malam tanpa lampu? apa yang kamu lihat ?
2. pernahkah kamu menyesali apa yang sudah kamu perbuat selama bertahun2 baik itu positif atau negatif?
3. pernahkan kamu sadari bahwa kita selalu merasa diawasi ?
4. Pernahkah kamu melihat atau mampu melihat ke dalam hati kamu sendiri ?
1. pernahkah kamu melihat diri kamu sendiri di cermin, di dalam temaramnya chaya malam tanpa lampu? apa yang kamu lihat ?
2. pernahkah kamu menyesali apa yang sudah kamu perbuat selama bertahun2 baik itu positif atau negatif?
3. pernahkan kamu sadari bahwa kita selalu merasa diawasi ?
4. Pernahkah kamu melihat atau mampu melihat ke dalam hati kamu sendiri ?
Kamis, 26 Juni 2008
kesempatan kedua
kini ku sesali
nyata cintamu kasih
tak sempat terbaca hatiku
malah terabai olehku
lelah ku sembunyi
tutupi maksud hati
yang justru hidup karenamu
dan bisa mati tanpamu
andai saja aku masih punya
kesempatan kedua
pasti akan ku hapuskan lukamu
menjagamu, memberimu segenap cinta
ku sadari tak selayaknya
selalu penuh kecewa
kau lebih pantas bahagia
bahagia karena cintaku
kau bawa bersamamu
sebelah hatiku separuh jiwaku
yang mampu sempurnakan aku
nyata cintamu kasih
tak sempat terbaca hatiku
malah terabai olehku
lelah ku sembunyi
tutupi maksud hati
yang justru hidup karenamu
dan bisa mati tanpamu
andai saja aku masih punya
kesempatan kedua
pasti akan ku hapuskan lukamu
menjagamu, memberimu segenap cinta
ku sadari tak selayaknya
selalu penuh kecewa
kau lebih pantas bahagia
bahagia karena cintaku
kau bawa bersamamu
sebelah hatiku separuh jiwaku
yang mampu sempurnakan aku
Selasa, 24 Juni 2008
aku pernah
aku pernah membiarkan seseorang dalam penantian... melumpuhkan sebagian asanya dan membiarkannya terapung dalam ketidakpastian, tapi semua kulakukan atas dasar kesadaran bukan ego semata... hanya saja waktu melesat begitu cepat, ia pergi -mungkin dengan jemari meremas hati- tanpa memberi kesempatan untukku dapat menjelaskan semua...
...aku pernah mengagumi seseorang... dan waktu sangat berbaik hati memberikan kesempatan untuk kami dapat memberi arti bagi kehidupan masing-masing, hingga suatu saat aku tak menyadari bahwa beberapa yang kulakukan terlalu berlebihan, bagiku... aku berbicara dengan hati, tapi baginya aku tak dapat melihat kenyataan atas jalinan ini, aku kecewa dan kami memilih arah berbeda saat itu juga, sayang... waktu berbaik hati hanya sesaat saja, tapi aku bersyukur, walau bagaimana pun...
aku tak penah mengawali...
tidak juga mengakhiri...
apalagi menyesali...
...di lain waktu... aku pernah merindukan seseorang lebih dari apapun, memilikinya ibarat pengejawantahan impian masa kecilku ; menjejakkan kaki pada putihnya awan di angkasa maha luas yg bagiku dulu seperti adukan es krim atau gulungan kembang gula, dimana aku bisa berlarian... berloncatan... sambil sesekali meraupnya untuk dijejalkan ke mulutku dan itu rasanya manis, semanis saat kami sama-sama menyatakan kepedulian... dan disaat kami melewati waktu hanya berdua saja rasanya impian itu terulang lagi, aku dan semua organ yang ada di dalam tubuhku meruah berloncatan ke udara mengulangi mimpi itu... lagi dan lagi... tapi nyata-nyata ini bukan mimpi...
aku mengagumi kemandiriannya, kekayaan hatinya dan begitu dinamis hidupnya sehingga aku kadang lupa untuk sedetik saja berhenti mengingatnya, lupa untuk berhenti menanyakan kabarnya detik ini dan lupa untuk sejenak saja berhenti menyatakan sayang karena aku memang menyayangi segalanya, bukan hanya segala yg kukagumi, tapi sekaligus aku menyayangi apa yang kubenci darinya ; keras kepalaku yang ada padanya, amarah dan egonya... dan saat aku bisa meredam emosinya... rasanya mimpi itu terulang lagi... aku senang...
akhir tahun... pohon cemara menjulang di tengah ruang, lampu berkelap-kelip seolah menari di sekelilingnya dan kami menyadari bahwa hubungan kami tak kan pergi kemana-mana, ia teguh akan keyakinannya, begitupun aku kukuh akan keyakinanku, walaupun egoku mengatakan bahwa ia harus tetap disini dan ini bukan alasan untuk pergi, tapi ia ingin melanjutkan hidupnya demi masa depan...
esok hari di pagi beku aku dibangunkan oleh pesan singkat bahwa atas dasar keyakinan, hubungan kami sudah selayaknya diakhiri dan itu membuat awan-awanku berubah menjadi ladang lumpur dan aku terkoyak di dalamnya tak bisa menepi...
awal tahun... masih tersisa segala tentangnya, kupu-kupu jingga yang sengaja kucuri dari dinding kamar mandinya, harum tubuhnya... dan suaranya masih terngiang jelas mengingatkan aku akan mimpi masa kecilku lagi...
aku tergolek di stasiun hatimu, mendengar kau memanggilku lagi... dan itu nyata, aku menghampirimu lagi, melepaskan kerinduan berdua...
tapi bukan masa depan yang kudapat, ia hanya ingin mengulang masa lalu dan setelah itu kembali ia melanjutkan hidup tanpa aku... aku kecewa... kejadian ini bukan hanya sekali, tapi berkali-kali, bodohnya aku karena sangat menyayanginya dan sulit untuk meninggalkannya, sedangkan ia dengan mudah meninggalkanku dan aku kembali kecewa, mungkin ini pertanda aku harus berusaha berhenti mengharapkannya lagi...
fooled me with the tears in your eyes...
covered me with kisses and lies...
so goodbye...
but please don't take my heart...
...di tengah usaha yang bagiku adalah 'perjuangan' itu seseorang menghampiri dan memberikan segenap perhatiannya... takjub akan perhatiannya itu separuh hatiku melayang menghampirinya...
"semudah inikah aku jatuh cinta?"
tapi aku mengingkari karena bagiku ini bukan cinta melainkan rasa sayang sebagai tanda terima kasih atas perhatiannya yang membuatku sanggup menepi dan bangkit, lalu kan diartikan sebagai apa jika disaat-saat tertentu aku bermimpi dan merindukannya, tapi tak sanggup mengharapkannya? meskipun aku masih mengingkarinya hingga detik ini...
kala ku sendiri tiada yang menemani...
bayangmu menghiasi...
tak dapat kupejam mata...
kurasa rinduku dan hasratku ingin ku bersamamu...
kurasa rinduku dan hasratku tak ingin ku berlalu tanpamu...
...aku pernah menyayangi seseorang tanpa alasan, tanpa banyak pertimbangan dan yang lebih penting menyatakan cinta tanpa melihat kekurangannya dan ia pun melakukan hal yang sama, menerimaku apa adanya, cukup dan tidak berlebihan... tapi sepertnya ini hanya ungkapan yang sangat biasa disampaikan oleh pasangan yang baru saja menemukan cinta, seolah semuanya berputar pada rotasinya, sempurna tak kurang satu apa pun... tapi setelah terjalin sekian lama akankah setiap pasangan saling menerima kekurangan diri masing-masing? aku tidak... setelah menginjak tahun kedua aku mulai meninggalkan masa lalu, bagiku itu hanya bayang-bayang tak berwujud, setiap pribadi berkembang menurut kemampuannya mencari alasan... banyak sekali mauku yang tak bisa ia penuhi, dan wajar jika aku mencari kesempurnaan, meski tahu tak ada satu pribadi pun yang sempurna, tapi diusahakan agar dari hari ke hari semuanya dapat berjalan sesuai dengan niat hati dan belajar menyusun banyak langkah ke depan... ternyata bagiku cinta itu butuh alasan dan kata siapa cinta tlah cukup untuk cinta...???
cinta bukan hanya cinta saja...
sementara kau merasa cukup...
maaf ku jenuh padamu...
lama sudah kupendam tertahan di bibirku...
mauku tak menyakiti...
meski begitu indah ku masih tetap saja jenuh...
...walau bagaimana pun, aku bersyukur atas segala yang pernah terjadi...
aku pernah bahagia bisa merasakan sebenar-benarnya cinta...
aku pernah merasa tersakiti karena kecewa atas sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi...
tapi yang lebih penting...
aku pernah mewujudkan mimpi masa kecilku...
...aku pernah mengagumi seseorang... dan waktu sangat berbaik hati memberikan kesempatan untuk kami dapat memberi arti bagi kehidupan masing-masing, hingga suatu saat aku tak menyadari bahwa beberapa yang kulakukan terlalu berlebihan, bagiku... aku berbicara dengan hati, tapi baginya aku tak dapat melihat kenyataan atas jalinan ini, aku kecewa dan kami memilih arah berbeda saat itu juga, sayang... waktu berbaik hati hanya sesaat saja, tapi aku bersyukur, walau bagaimana pun...
aku tak penah mengawali...
tidak juga mengakhiri...
apalagi menyesali...
...di lain waktu... aku pernah merindukan seseorang lebih dari apapun, memilikinya ibarat pengejawantahan impian masa kecilku ; menjejakkan kaki pada putihnya awan di angkasa maha luas yg bagiku dulu seperti adukan es krim atau gulungan kembang gula, dimana aku bisa berlarian... berloncatan... sambil sesekali meraupnya untuk dijejalkan ke mulutku dan itu rasanya manis, semanis saat kami sama-sama menyatakan kepedulian... dan disaat kami melewati waktu hanya berdua saja rasanya impian itu terulang lagi, aku dan semua organ yang ada di dalam tubuhku meruah berloncatan ke udara mengulangi mimpi itu... lagi dan lagi... tapi nyata-nyata ini bukan mimpi...
aku mengagumi kemandiriannya, kekayaan hatinya dan begitu dinamis hidupnya sehingga aku kadang lupa untuk sedetik saja berhenti mengingatnya, lupa untuk berhenti menanyakan kabarnya detik ini dan lupa untuk sejenak saja berhenti menyatakan sayang karena aku memang menyayangi segalanya, bukan hanya segala yg kukagumi, tapi sekaligus aku menyayangi apa yang kubenci darinya ; keras kepalaku yang ada padanya, amarah dan egonya... dan saat aku bisa meredam emosinya... rasanya mimpi itu terulang lagi... aku senang...
akhir tahun... pohon cemara menjulang di tengah ruang, lampu berkelap-kelip seolah menari di sekelilingnya dan kami menyadari bahwa hubungan kami tak kan pergi kemana-mana, ia teguh akan keyakinannya, begitupun aku kukuh akan keyakinanku, walaupun egoku mengatakan bahwa ia harus tetap disini dan ini bukan alasan untuk pergi, tapi ia ingin melanjutkan hidupnya demi masa depan...
esok hari di pagi beku aku dibangunkan oleh pesan singkat bahwa atas dasar keyakinan, hubungan kami sudah selayaknya diakhiri dan itu membuat awan-awanku berubah menjadi ladang lumpur dan aku terkoyak di dalamnya tak bisa menepi...
awal tahun... masih tersisa segala tentangnya, kupu-kupu jingga yang sengaja kucuri dari dinding kamar mandinya, harum tubuhnya... dan suaranya masih terngiang jelas mengingatkan aku akan mimpi masa kecilku lagi...
aku tergolek di stasiun hatimu, mendengar kau memanggilku lagi... dan itu nyata, aku menghampirimu lagi, melepaskan kerinduan berdua...
tapi bukan masa depan yang kudapat, ia hanya ingin mengulang masa lalu dan setelah itu kembali ia melanjutkan hidup tanpa aku... aku kecewa... kejadian ini bukan hanya sekali, tapi berkali-kali, bodohnya aku karena sangat menyayanginya dan sulit untuk meninggalkannya, sedangkan ia dengan mudah meninggalkanku dan aku kembali kecewa, mungkin ini pertanda aku harus berusaha berhenti mengharapkannya lagi...
fooled me with the tears in your eyes...
covered me with kisses and lies...
so goodbye...
but please don't take my heart...
...di tengah usaha yang bagiku adalah 'perjuangan' itu seseorang menghampiri dan memberikan segenap perhatiannya... takjub akan perhatiannya itu separuh hatiku melayang menghampirinya...
"semudah inikah aku jatuh cinta?"
tapi aku mengingkari karena bagiku ini bukan cinta melainkan rasa sayang sebagai tanda terima kasih atas perhatiannya yang membuatku sanggup menepi dan bangkit, lalu kan diartikan sebagai apa jika disaat-saat tertentu aku bermimpi dan merindukannya, tapi tak sanggup mengharapkannya? meskipun aku masih mengingkarinya hingga detik ini...
kala ku sendiri tiada yang menemani...
bayangmu menghiasi...
tak dapat kupejam mata...
kurasa rinduku dan hasratku ingin ku bersamamu...
kurasa rinduku dan hasratku tak ingin ku berlalu tanpamu...
...aku pernah menyayangi seseorang tanpa alasan, tanpa banyak pertimbangan dan yang lebih penting menyatakan cinta tanpa melihat kekurangannya dan ia pun melakukan hal yang sama, menerimaku apa adanya, cukup dan tidak berlebihan... tapi sepertnya ini hanya ungkapan yang sangat biasa disampaikan oleh pasangan yang baru saja menemukan cinta, seolah semuanya berputar pada rotasinya, sempurna tak kurang satu apa pun... tapi setelah terjalin sekian lama akankah setiap pasangan saling menerima kekurangan diri masing-masing? aku tidak... setelah menginjak tahun kedua aku mulai meninggalkan masa lalu, bagiku itu hanya bayang-bayang tak berwujud, setiap pribadi berkembang menurut kemampuannya mencari alasan... banyak sekali mauku yang tak bisa ia penuhi, dan wajar jika aku mencari kesempurnaan, meski tahu tak ada satu pribadi pun yang sempurna, tapi diusahakan agar dari hari ke hari semuanya dapat berjalan sesuai dengan niat hati dan belajar menyusun banyak langkah ke depan... ternyata bagiku cinta itu butuh alasan dan kata siapa cinta tlah cukup untuk cinta...???
cinta bukan hanya cinta saja...
sementara kau merasa cukup...
maaf ku jenuh padamu...
lama sudah kupendam tertahan di bibirku...
mauku tak menyakiti...
meski begitu indah ku masih tetap saja jenuh...
...walau bagaimana pun, aku bersyukur atas segala yang pernah terjadi...
aku pernah bahagia bisa merasakan sebenar-benarnya cinta...
aku pernah merasa tersakiti karena kecewa atas sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi...
tapi yang lebih penting...
aku pernah mewujudkan mimpi masa kecilku...
[...........]
...sejauh ini sedikit pun aku tak menyesali apa yang telah terjadi, tapi saat menaiki anak tangga selanjutnya aku terhenyak mendapati ruang yang lengang tak tersentuh oleh apa pun, terasa kosong dan datar tanpa lukisan senja menempel di salah satu dindingnya. aku membawa serta senyumnya yang sengaja kulindungi dengan bingkai tembaga, bukan senyummu melainkan senyum miliknya, ia memang singgah sementara seperti malaikat yang hanya sesekali turun ke bumi demi menyampaikan amanat, tak mungkin kubandingkan denganmu...
mengingatmu adalah keresahan dan siksa batin tapi mengenangnya adalah potongan-potongan gambar bergerak dalam lantunan orkestra yang menggema di setiap sudut ruang, sebentuk kesenangan yang hampir sempurna...
saat ini ingin sekali aku mengesampingkan banyak hal dan berlama-lama mengingat kebersamaan yang hanya sesaat itu, bukan sekedar mengisi senyap, tapi memang hati lah yang menuntut itu...
seseorang tak kan pernah tahu apa yang diinginkan hati, tapi seseorang pastinya tahu apa yang akan dilakukan demi menuruti kata hati...
sementara biarkan aku menjelma manjadi jendela bagi ruang hatiku saat ini, tak perlu mengiba atau berpura-pura tegar mengepalkan tangan berusaha untuk melupakan salah satu episode dimana kita membangun istana pasir dan runtuh begitu saja sesaat setelah ombak datang, karena ia pun sempat berharap agar segala sesuatunya tidak seperti gundukan pasir yang berbentuk istana saja, melainkan bangunan yang lebih bertahan meski itu tidak untuk selamanya...
jujur -pada awalnya- aku pun berharap sama dan itu yang membuatku tersesat...
sehangat kasih
membawa khayalku
saat kita jauh
harapan cinta hangat bersatu...
pernah kurasa indah tatapanmu
kala cinta kita
tulus dalam senyum rasa bahagia...
biarlah semua berlalu
kutanggalkan rasa rindu
tenggelam dalam kehampaan
cintaku kini semu
sirnalah sudah kini berlalu...
...kau datang dengan sederhana
satu bintang di langit kelam
sinarmu rimba pesona
dan ku tahu tlah tersesat...
ku kejar kau tak kan bertepi
menggapaimu tak kan bersambut
sendiri membendung rasa ini
sementara kau membeku
khayalku terbuai jauh
pelita kecilmu mengalir pelan
dan aku terbenam...
...dan di ruang hati ini aku tersudut, berharap lantunan tadi dapat menina bobokan jasadku hinga mengurai dengkuran keras dan mulai melupakan segalanya, ataukah ku harus menggelitik malam? dengan begitu mungkin pekat mengisyaratkan tawa hingga dapat mengelabui hatiku, tapi sedikit pun tak pernah berhasil ku lakukan itu dan aku makin tersesat di labirin hatiku sendiri...
mengingatmu adalah keresahan dan siksa batin tapi mengenangnya adalah potongan-potongan gambar bergerak dalam lantunan orkestra yang menggema di setiap sudut ruang, sebentuk kesenangan yang hampir sempurna...
saat ini ingin sekali aku mengesampingkan banyak hal dan berlama-lama mengingat kebersamaan yang hanya sesaat itu, bukan sekedar mengisi senyap, tapi memang hati lah yang menuntut itu...
seseorang tak kan pernah tahu apa yang diinginkan hati, tapi seseorang pastinya tahu apa yang akan dilakukan demi menuruti kata hati...
sementara biarkan aku menjelma manjadi jendela bagi ruang hatiku saat ini, tak perlu mengiba atau berpura-pura tegar mengepalkan tangan berusaha untuk melupakan salah satu episode dimana kita membangun istana pasir dan runtuh begitu saja sesaat setelah ombak datang, karena ia pun sempat berharap agar segala sesuatunya tidak seperti gundukan pasir yang berbentuk istana saja, melainkan bangunan yang lebih bertahan meski itu tidak untuk selamanya...
jujur -pada awalnya- aku pun berharap sama dan itu yang membuatku tersesat...
sehangat kasih
membawa khayalku
saat kita jauh
harapan cinta hangat bersatu...
pernah kurasa indah tatapanmu
kala cinta kita
tulus dalam senyum rasa bahagia...
biarlah semua berlalu
kutanggalkan rasa rindu
tenggelam dalam kehampaan
cintaku kini semu
sirnalah sudah kini berlalu...
...kau datang dengan sederhana
satu bintang di langit kelam
sinarmu rimba pesona
dan ku tahu tlah tersesat...
ku kejar kau tak kan bertepi
menggapaimu tak kan bersambut
sendiri membendung rasa ini
sementara kau membeku
khayalku terbuai jauh
pelita kecilmu mengalir pelan
dan aku terbenam...
...dan di ruang hati ini aku tersudut, berharap lantunan tadi dapat menina bobokan jasadku hinga mengurai dengkuran keras dan mulai melupakan segalanya, ataukah ku harus menggelitik malam? dengan begitu mungkin pekat mengisyaratkan tawa hingga dapat mengelabui hatiku, tapi sedikit pun tak pernah berhasil ku lakukan itu dan aku makin tersesat di labirin hatiku sendiri...
Senin, 23 Juni 2008
Doi ( untukmu yang disana )
Sejenak ku terdiam dan membisu
Membuatku lelah dan tanpa arah
Coba mengertilah coba pahamilah
Arti cinta sesungguhnya
Dan letakkan hatimu disini
Ku berjanji kau tak 'kan kusakiti
Sejuk sepi sedang nampak hanya bintang
Hanya kaulah yang ku sayang
Ku latih kau terbang diatas awan
Agar kau tegar dan tak terkalahkan
Jadilah jagoan seperti yang ku inginkan
Agar dapat ku banggakan
Namun sikapmu kini telah berubah
Membuatku resah dan serba salah
Kau berdiam diri membuat nadiku berhenti
Katakanlah hei kekasih
Coba kau pikirkan, coba kau renungkan
Apa yang kau inginkan telah aku lakukan
Coba kau pikirkan coba kau renungkan
Tanya bintang-bintang hanya kaulah yang ku sayang
Coba kau katakan apa yang kau inginkan
Apa yang kau butuhkan telah aku berikan
Coba kau katakan apa yang kau inginkan
Membuatku lelah dan tanpa arah
Coba mengertilah coba pahamilah
Arti cinta sesungguhnya
Dan letakkan hatimu disini
Ku berjanji kau tak 'kan kusakiti
Sejuk sepi sedang nampak hanya bintang
Hanya kaulah yang ku sayang
Ku latih kau terbang diatas awan
Agar kau tegar dan tak terkalahkan
Jadilah jagoan seperti yang ku inginkan
Agar dapat ku banggakan
Namun sikapmu kini telah berubah
Membuatku resah dan serba salah
Kau berdiam diri membuat nadiku berhenti
Katakanlah hei kekasih
Coba kau pikirkan, coba kau renungkan
Apa yang kau inginkan telah aku lakukan
Coba kau pikirkan coba kau renungkan
Tanya bintang-bintang hanya kaulah yang ku sayang
Coba kau katakan apa yang kau inginkan
Apa yang kau butuhkan telah aku berikan
Coba kau katakan apa yang kau inginkan
Minggu, 22 Juni 2008
takdir cinta
Ku tutup mataku
Dari semua pandanganku
Bila melihat matamu
Ku yakin ada cinta ketulusan hati
Yang mengalir lembut
Penguasa alam
Tolonglah pegangi aku
Biar ku tak jatuh
Pada sumur dosa yang terkutuk
Dan menyesatkan cintaku
Andaikan ku bisa
Lebih adil pada cinta kau dan dia
Aku bukan nabi yang bisa sempurna
Ku tak luput dari dosa
Biarlah ku hidup seperti ini
Takdir cinta harus begini
Ada kau dan dia bukan ku yang mau
Oh Tuhan tuntunlah hatiku
Dari semua pandanganku
Bila melihat matamu
Ku yakin ada cinta ketulusan hati
Yang mengalir lembut
Penguasa alam
Tolonglah pegangi aku
Biar ku tak jatuh
Pada sumur dosa yang terkutuk
Dan menyesatkan cintaku
Andaikan ku bisa
Lebih adil pada cinta kau dan dia
Aku bukan nabi yang bisa sempurna
Ku tak luput dari dosa
Biarlah ku hidup seperti ini
Takdir cinta harus begini
Ada kau dan dia bukan ku yang mau
Oh Tuhan tuntunlah hatiku
Bila cinta di dusta
Bila cinta didusta
Hati mula gelisah
Hilang kekasih hati
Hidup jadi merana
Insan jadi idaman
Kini dimilik orang
Cinta yang diimpikan
Putus di tengah jalan
Terpaksa mengalah
Mengapa menyinta
Andainya tak setia
Tak usahlah bercinta
Jika hanya berpura
Bila hati dah jemu
Mula berpaling tadah
Tak pernah difikirkan
Orang yang ditinggalkan
Tersiksa sayu pilu
Ooo...oo.. merayu-rayu
Ooo...oo.. ingin kembali
Ooo...oo.. meratap sayu
Tidak mungkin orang simpati
Menoleh pun tak sudi
Andainya ditakdirkan
Cinta mu didustai
Pastinya kau mengerti
Siksanya perpisahan
Hanyalah ditemani sesalan
Hati mula gelisah
Hilang kekasih hati
Hidup jadi merana
Insan jadi idaman
Kini dimilik orang
Cinta yang diimpikan
Putus di tengah jalan
Terpaksa mengalah
Mengapa menyinta
Andainya tak setia
Tak usahlah bercinta
Jika hanya berpura
Bila hati dah jemu
Mula berpaling tadah
Tak pernah difikirkan
Orang yang ditinggalkan
Tersiksa sayu pilu
Ooo...oo.. merayu-rayu
Ooo...oo.. ingin kembali
Ooo...oo.. meratap sayu
Tidak mungkin orang simpati
Menoleh pun tak sudi
Andainya ditakdirkan
Cinta mu didustai
Pastinya kau mengerti
Siksanya perpisahan
Hanyalah ditemani sesalan
Langganan:
Postingan (Atom)